Rabu, 13 Maret 2013




Selamat datang di Blog Saya Partner.........




Makalah Akuntansi Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN


A. GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN, PENGANGGARAN DAN PENGKOORDINASIAN
Perencanaan keuangan adalah salah satu tugas manajer keuangan yangpenting. Output dari suatu perencanaan keuangan disebut sebagai anggaran(budget), yaitu suatu rencana kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalamangka-angka. Anggaran yang dihasilkan adalah merupakan alat untuk mencapaitujuan perusahaan dan sekaligus berfungsi sebagai alat koordinasi danpengendali kegiatan perusahaan. Ada dua perencanaan keuangan yang pentingdiperhatikan dalam penyusunan anggaran, yaitu Perencanaan kas (cash budget)dan Perencanaan keuntungan (profit planning).
Pengertian penganggaran (budgeting)yaitu proses kegiatan yang menghasilkan anggaran(budget) sebagai hasil kerja (output), serta proses kegiatan yang berkaitandengan pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerjaalat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja
Didalam organisasi dibutuhkan koordinasi. Koordinasi sendiri di definisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan organisasi dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinisasi yang efektif dalam organisasi diperlukan karena tanpa adanya koordinasi maka setiap anggota dalam organisasi tidak memiliki pegangan mana yang harus diikiti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.


B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan anggaran dan penganggaran?
2. Bagaimana menyusunan anggaran?
3. Apa kegunaan anggaran?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam menyusun anggaran?
5. Apa hubungan anggaran dengan manajemen, akuntansi, stastistika, dan matematika?
6. Apa isi dari dari anggaran?
7. Bagaimana kebutuhan koordinasi dalam sebuah organisasi?
8. Masalah yang timbul dalam koordinasi?
9. Bagaimana pendekatan dalam mencapai koordinasi yang efektif?
10. Bagaimana meningkatkan koordinasi?


C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui apa saja kebutuhan yang perlu diketahui dalam penganggaran.
2. Mahasiswa mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam penganggaran dan koordinasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari anggaran.
4. Mahasiswa mengetahui cara-cara apa saja yang dapat meningkatkan koordinasi potensial.
2. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1.Sebagai bahan acuan dalam mengambil suatu keputusan dalam sebuah organisasi.
2.Mengetahui tindakan-tindakan apa saja dalam melakukan dan melaksanakan penganggaran dan pengkoordinasiaan.
3. sebagai referensi dalam membuat skripsi.
4. Sebagai bahan ajar buat pribadi dan orang yang memerlukan.






BAB II
PEMBAHASAN


A. ANGGARAN DAN PENGANGGARAN
1. Pengertian Anggaran dan Penganggaran
Pengertian anggaran (business budget) menurut Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut:
"Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management".
Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsimanajemenyang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Jadi bila anggaran dihubungkan fungsi dasar manajemen maka anggaran meliputi fungsi perencanaan, mengarahkan, mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang organisasional didalam badan usaha.
Menurut Gomes (1995, p.87-88), anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mulyadi (2001, p.488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.
Menurut Supriyono (1990, p.15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.
Drs.M.Munandar(Budgeting,Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja Pengawasan kerja)ialah :
suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruhkegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter danberlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.


Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat terlihat bahwa anggaranmemiliki 4 unsur yaitu :
1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Anggaranmerupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus,seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatanperusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatanyang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.Secara garis besar kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkanmenjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatanproduksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatanadministrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan yang berhubungandengan masalah personalia (personnel). Anggaran nantinya akan dijadikansebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan alatpengawasan kerja, maka anggaran harus mencakup seluruh kegiatanperusahaan.
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkanpada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unitmoneter yang berlaku di Indonesia ialah unit “rupiah”. Unit moneter ini sangatdiperlukan mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yangberaneka ragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbedabeda,seperti misalnya bahan mentah menggunakan kesatuan berat(kilogram dan sebagainya), kesatuan panjang (meter dan sebagainya),kesatuan luas (meter persegi dan sebagainya); kesatuan luas (meter persegidan sebagainya), kesatuan isi (liter dan sebagainya); tenaga kerjamenggunakan kesatuan jam kerja atau kesatuan waktu (harian, mingguan,bulanan dan sebagainya).
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwaanggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apayang dimuat di dalam anggaran adalah taksiran (forecast) tentang apa yangakan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Jikadikaitkan dengan masalah waktu anggaran, dikenal dua macam anggaran :
a. Anggaran strategis (strategic budget)
Anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu jangka waktu yangmelebihi satu periode akuntansi (melebihi satu tahun)
b. Anggaran taktis (tactical budget)
Anggaran yang berlaku untuk jangka pendek yaitu satu periode akuntansiatau kurang. Anggaran yang disusun untuk satu periode akuntansi(setahun penuh) dinamakan budget periodical (periodical budget),sedangkan anggaran yang disusun untuk jangka waktu yang kurang darisatu periode akuntansi (misalnya hanya untuk jangka tiga bulan dansebagainya) dinamakan anggaran bertahap (continunous budget). Untuk dapat memilih jangka waktu berlakunya anggaran secara lebih tepat, adabeberapa faktor yang perlu dipertimbangkan :
a. Luas pasar penjualan produk yang dihasilkan, perusahaan yangmempunyai pasar penjualan yang cukup luas, posisinya lebih stabilkarena jika terjadi kegoncangan di salah satu pasarnya tidak terlalubesar pengaruhnya pada kegiatan penjualan secara keseluruhan
b. Posisi perusahaan dalam persaingan, perusahaan yang mempunyai posisi kuat di dalam persaingan, akan lebih mantap dan stabil karenatidak mudah digoyahkan oleh tindakan para pesaingnya
c. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan, jika dilihat dari sudut elastisitas permintaan terhadap perubahan harga jual, bagiperusahaan yang hasil produksinya termasuk kelompok produk yangin-elastis (jumlah produk yang terjual tidak terlalu terpengaruh olehperubahan harga jual) posisinya lebih relatif stabil sehinggaperusahaan semacam ini dimungkinkan untuk menyusun anggaranberjangka panjang. Sebaliknya untuk perusahaan yang hasilproduksinya termasuk kelompok produk elastis sebaiknya menyusunanggaran berjangka pendek.
d. Tersedianya data dan informasi untuk melakukan penaksiran(forecasting)
e. Keadaan perekonomian pada umumnya, kegiatan perekonomiansecara umum baik nasional maupun internasional sangatmempengaruhi kehidupan suatu perusahaan. Jika ia hidup di dalamperekonomian yang mantap, posisinya cenderung akan lebih mantappula.


2. Dasar Penyusunan Anggaran
Anggaran perusahaan disusun dengan memperhatikan tujuan yang hendakdicapainya dan kondisi perusahaan saat ini, baik intern maupun ekstern serta antisipasi perkembangannya pada masa yang akan datang. Kondisi intern perusahaan saat ini dapat diketahui dengan melihat semua potensi yang ada didalam perusahaan tersebut, sepertiassets yang dimiliki, karyawan danmanajemen organisasinya. Kondisi ekstern perusahaan sangat tergantung padakemampuan mengantisipasi dan menghadapi perubahan kondisi lingkungannya,seperti : persaingan, selera konsumen, peraturan dan sebagainya.
Anggaran yang disusun tanpa memperhatikan kondisi lingkungan interndan ekstern perusahaan tidak dapat dijadikan sebagai pedoman kegiatan dansebagai alat kontrol. Jika demikian, maka angka-angka proyeksi yang dibuatakan menyesatkan dan membawa perusahaan ke arah yang salah. Disampingitu, anggaran yang dibuat di luar kemampuan sumber-sumber yang ada akansangat memberatkan perusahaan. Jika terus dipaksakan untuk dilaksanakanmaka kemungkinan yang akan terjadi adalah anggaran yang dibuat tidakterpakai sama sekali atau terjadi pemborosan sumber-sumber perusahaan


3. Kegunaan Anggaran
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa anggaran memiliki 3 kegunaan
pokok yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja, memberikan arah serta sekaligusmemberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatanperusahaan di waktu yang akan datang
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja, agar semua bagian yangterdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang, salingbekerja sama dengan baik menuju sasaran yang ditetapkan
3. Sebagai alat pengawasan kerja, sebagai tolok ukur, alatpembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan.


4. Fungi Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Winardi memberikan pengertian mengenai perencanaan sebagai berikut.
"Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuatserta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktifitas-aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai basil yang diinginkan".
Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan dari perusahaan tersebut harus lebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan di masa datang dan hasil yang akan dicapai dari kegiatan-kegiatan tersebut, serta bagaimana melaksanakannya. Dengan adanya rencana tersebut, maka aktifitas akan dapat terlaksana dengan baik.


5.Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Faktor-faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yangterdapat di dalam perusahaan sendiri, antara lain berupa penjualantahun-tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan yang berhubungandengan masalah harga jual dan sebagainya, kapasitas produksi yangdimiliki perusahaan, tenaga kerja, modal kerja, fasilitas lain.
2. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yangterdapat di luar perusahaan, tetapi dirasakan mempunyai pengaruhterhadap kehidupan perusahaan, antara lain berupa keadaanpersaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat penghasilanmasyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, dan sebagainya.


6. Hubungan Anggaran Dengan Manajemen
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya , fungsi (kegunaan) anggaranyang pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerjaserta sebagai alat pengawasan kerja. Bilamana dibandingkan dengan fungsifungsimanajemen yaitu planning, organizing, directing, coordinating, controlingmaka anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat. Khususnya yangberhubungan dengan penyusunan rencana (planning), pengkoordinasian kerja(coordinating) dan pengawasan kerja (controling).
Dengan demikian terlihatbahwa anggaran adalah alat bagi manajemen untuk membantu menjalankanfungsi-fungsinya.


7. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Jika dilihat dari pengertiannya, akuntansi menyajikan data-data historis,menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiranuntuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Akuntansi menyajikan datahistoris yang sangat bermanfaat untuk mengadakan forecasting (taksiran) yangakan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai sebagaipedoman kerja di waktu yang akan datang.


8. Hubungan Anggaran Dengan Statistika dan Matematika
Statistika dan matematika sangat diperlukan untuk menyusun anggaran.Ketepatan mengadakan forecastingdisamping tergantung pada kelengkapantersedianya data, juga tergantung pada ketepatan penggunaan metodestatistika dan metode matematika yang dipergunakan untuk mengolah sertamenganalisis data tersebut.










9. Isi Anggaran
Anggaran yang menyeluruh (Comprehensive Budget) secara garis besar terdiri dari :
1. Forecasting budget (anggaran taksiran) yaitu anggaran yang berisi taksiran(forecast) tentang kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode)tertentu yang akan datang, serta taksiran (forecast) tentang keadaan atauposisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang
2. Variabel budget yaitu anggaran yang berisi tentang tingkat perubahan biayaatau tingkat variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya “semi variabel”, sehubungan dengan adanya perubahanproduktivitas perusahaan
3. Analisis statistika dan matematika pembantu, yaitu analisis statistika danmatematika yang dipergunakan untuk membuat taksiran (forecast) serta yangdipergunakan untuk mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangkamengadakan pengawasan kerja.
4. Budget Report yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran, yangdilengkapi dengan berbagai analisis perbandingan antara anggaran denganrealisasinya sehingga dapat diketahui penyimpangan yang terjadi, baikpenyimpangan positif (menguntungkan) maupun negatif (merugikan). Selainitu dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan, sehingga dapatditarik kesimpulan dan beberapa tindak lanjut (follow up) yang segera perludilakukan.


B.KOORDINASI
1. Pengertian Koordinasi
Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian ( penyatuan ) tujuan dan kegiatan perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawan, sebab tanpa koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.




Pedoman Koordinasi
Koordinasi harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
Koordinasi harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi.
Koordinasi harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
Koordinasi harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.
2. Kebutuhan akan koordinasi
Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan ) dalam melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akan merugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atau perusahaan atau bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usaha untuk menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan seimbang. Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif.
Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko, 2003:196), yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence),bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependece), di mana suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence),merupakan hubungan member dan menerima antar satuan organisasi.
Menurut Handoko (2003:196) juga menyebutkan bahwa derajat koordinasi yang tinggi sangat bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-faktor lingkungan selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi juga sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang tinggi.


Agar wewenang yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat di taati oleh bawahan maka diperlukan adannya:
Kekuasaan ( power ) yaitu kemampuan untuk melakukan hak tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua yaitu :
Kekuasaan posisi ( position power ) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
Kekuasaan pribadi ( personal power ) berasal dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada pimpinan.
Menurut sumbernya wewenang dibagi menjadi :
a. Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
b. Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah,
c. Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya.
d. Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
e. Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
f. Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.


3. Masalah – masalah pencapaian koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
Perbedaan dalam oriantasi waktu. Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
Perbedaan dalam orientasi antar pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
Perbedaan dalam formalitas struktur.Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
4. Pendekatan – pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
1. Teknik-Teknik Manajemen Dasar. Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
Mekanisme teknik manajemen dasar
a. Hirarki manajerial. Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
b. Aturan dan prosedur. Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
c. Rencana dan penetapan tujuan. Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.


2. Meningakatkan koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
1. Sistem informasi vertikal.Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
2. Hubungan-hubungan lateral (harizontal).Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
a. Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
b. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e. Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
f. Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.


3. Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
a. Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
b. Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).


5. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.


C. HUBUNGAN ANGGARAN DENGAN FUNGSI PENGKOORDINASIAAN
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya , fungsi (kegunaan) anggaranyang pokok adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerjaserta sebagai alat pengawasan kerja. Bilamana dibandingkan dengan fungsifungsimanajemen yaitu planning, organizing, directing, coordinating, controlingmaka anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat. Khususnya yangberhubungan dengan penyusunan rencana (planning), pengkoordinasian kerja(coordinating) dan pengawasan kerja (controling).
Dalam kaitannya bahwa dalam proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level manajer yang diorganisir dalam Komite Anggaran yang memiliki tugas antara lain:
1. Menyusun pedoman penyusunan anggaran
2. Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh seksi, bagia, atau divisi
3. Memberi rekomendasi penyempurnaan
4. Menyetujui anggaran
Sangat jelas bahwa tanpa koordinasi, maka suatu rencana penganggaran tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh sebuah organisasi karna itu sangat diperlukan suatu penggkoordinasian untuk mengatur suatu anggaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gunawan dan Marwan Asri (2003:49-52) bahwa bidang koordinasi:
1.Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan organisasi.
2.Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha
3.Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program perusahaan.
4.Mengetahui kelemaham-kelemahan dalam organisasi tersebut.




























BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Pengertian budgeting yaitu proses kegiatan yang menghasilkan anggaran(budget) sebagai hasil kerja (output), serta proses kegiatan yang berkaitandengan pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.
Proses kegiatan yangtercakup dalam budgeting antara lain :
a. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran
b. Pengolahan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untukmengadakantaksiran dalam rangka menyusun anggaran
c. Menyusun budget serta menyajikan secara teratur dan sistematis
d. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran
e. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja yaituuntuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan anggaran
f. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasidan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakanpenilaian (evaluasi), menyusun kebijaksanaan sebagai tindak lanjut darikesimpulan tersebut.
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun kelompok apapun, demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan suatu kunci utama dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan suatu pemrosesan informasi. Di sini peranan menejer sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran informasi antara menejer dengan bawahan pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan tugas tidak terdapat kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan dalam bekerja.Sehingga dengan koordinasi yang baik dapat mempermudah suatu organisasi menjadi lebih maju karena tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


-http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perenckeu_pdf/BAB1-PERENCKEU.pdf
-http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-manfaat.html
-http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-manajemen-tentang-organisasi.html
-http://nti0402.wordpress.com/2010/01/01/koordinasi-yang-efektif-dalam-organisasi/
-http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-manfaat.html